Minggu, 09 Oktober 2011

LUBANG BIOPORI SEBAGAI PENGENDALIAN AIR DI PERKOTAAN

Diposting oleh shine gasari di 08.21.00



Hidup di jaman modern dengan segalanya yang serba mudah membuat masyarakat lupa akan pentingnya peran air di dalam kehidupan sehari-hari, bahkan menjadi peran utama dalam keberlanjutan bumi. Di berbagai kota sudah jarang ditemui tempat yang memiliki ruang terbuka hijau guna menyeimbangkan air hujan yang turun di perkotaan. Ruang terbuka hijau sangat penting peranannya jika kebanyakan dari manusia di bumi ini hidup di kawasan perkotaan. Jika memang ruang terbuka hijau sudah sangat bekurang kuantitasnya di perkotaan, bagaimana dengan lubang biopori.

Lubang biopori dapat membantu masyarakat di perkotaan dalam hal menjaga keseimbangan air yang artinya jika terjadi hujan lebat, air dapat meresap kedalam lubang resapan biopori yang telah dibuat, dan jika terjadi musim kemarau serta kekeringan pada kota tersebut, sumur resapan dapat bermanfaat untuk menampung air yang turun pada musim hujan dan dapat digunakan untuk kehidupan masyarakat perkotaan. Sumber daya air yang selama ini hanya dapat dieksploitasi tanpa pelestarian akan menimbulkan kekeringan dan turunnya muka air tanah yang dapat merugikan banyak orang.

Ruang terbuka hijau yang sudah jarang sekali terlihat di kawasan perkotaan memang memaksa seluruh masyarakat turut serta dalam membangun kawasan perkotaan yang aman dan nyaman, tetapi hal itu sangat sulit sekali untuk dikendalikan. Pembangunan yang begitu pesat tanpa memperhatikan kelestarian berbagai macam sektor disekitarnya semakin mempersulit semua masyarakat yang sadar akan lingkungan. Hal itu dapat dijadikan alasan untuk melestarikan perkotaan dengan menjaga keseimbangan air tanah agar tidak berkurang jumlahnya dan jika terlalu banyakpun dapat kita gunakan menjadi sesuatu yang berguna. Caranya yaitu dimulai dari lingkungan pribadi warga masingmasing. Lingkungan perumahan hendaknya tidak dipasang tegel secara keseluruhan ataupun ditutup paving untuk menjaga rumah agar tetap bersih, jika semua lingkungan perumahan diperlakukan seperti itu maka tidak jarang akan sering terjadi banjir di kawasan perumahan tersebut bahkan di kawasan perkotaan akan sering tergenang air.

Lubang biopori dapat membantu kawasan perkotaan dalam mengurangi masalah banjir yang sering terjadi, ataupun dapat membantu menjaga dan menyimpan air yang melimpas pada saat musim hujan tiba. Pembuatan lubang biopori sangatlah mudah, setiap warga yang peduli akan kelestarian lingkungan perkotaan dapat membuat lubang biopori di pekarangan rumah masing-masing. Lubang biopori dapat juga dibuat di sekitar halaman perkantoran, pabrik, dan sekolah. Dibutuhkan kerjasama dalam pembuatan biopori agar pengurangan banjir dapat terjadi secara merata setiap tahunnya.

Pembuatan Lubang Biopori Untuk Menyeimbangkan Air Tanah

Lokasi pembuatan LRB

LRB dapat dibuat di dasar saluran yang semula dibuat untuk membuang air hujan. Di dasar alur yang dibuat sekeliling batang pohon atau batas taman.

Cara pembuatan LRB

Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat. Jarak antar lubang 50 sampai 100 cm. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm di sekeliling mulut lubang. Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang menyusut karena proses pelapukan. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.

Jumlah LRB yang perlu dibuat

Sebagai contoh untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100): 180 = 28 lubang.

Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm kedalaman 100 cm, setiap lubang dapat menampung 7,8 liter sampah organik, berarti tiap lubang dapat diisi sampah organik dapur 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi sampah organik yang dihasilkan selama 56- 84 hari, di mana dalam kurun waktu tersebut lubang perlu diisi kembali. (Sumber: Majalah Air Minum – 01 April 2008, http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/lubang-resapan-biopori/)

Pembuatan lubang biopori dapat dilakukan dimana saja, bahkan dikawasan perumahan yang seluruhnya tertutup oleh semen atau dapat dikatakan kedap air. Dengan adanya kerjasama antarwarga disekitar perumahan ataupun permukiman, seluruh warga dapat berperan secara langsung untuk mengurangi dampak terjadinya banjir dikwasan perumahan masing-masing ataupun banjir dikawasan perkotaan.

Sistem Kerja Dan Manfaat Lubang Resapan Biopori

Setelah melakukan pelubangan pada titik-titik yang dikehendaki guna mengurangi banyaknya lipasan air yang terbuang percuma saat terjadi banjir menggunakan alat pelubang atau pembuat biopori, lubang tersebut dapat dimasukkan sampah organik yang bisa berupa daun atau ranting kering serta sampah rumahtangga. Keberadaan sampah organik ini berfungsi untuk membantu menghidupkan cacing tanah dan rayap yang nantinya akan membuat biopori. Warga tidak perlu khawatir akan sampah organik yag nantinya akan meluap jika banir datang dan masuk ke dalam lubang biopori dikarenakan air yang telah masuk ke dalam lubang biopori tersebut akan diserap sebanyak-banyaknya oleh tanah dan tidak akan menimbulkan luapan dan yang nantinya juga akan membantu mengurangi banjir di daerah perkotaan.

Pada kawasan yang kedap air seperti perumahan yang 100 persen muka tanahnya telah ditutup oleh paving ataupun semen tidak perlu khawatir, karena bor biopori dapat digunakan dimana saja. Jika di perumahan yang kondisinya seperti ini selain lubang biopori diterapkan di dalam halaman rumah masing-masing warga, hal tercepat untuk mengurangi banjir dikarenakan tidak adanya tempat penampungan atau tempat meresapnya air yang melimpas di kawasan perumahan ini dapat diterapkan lubang biopori di sekitar saluran air yang ada di perumahan tersebut. jika terjadi banjir di kawasan perumahan tersebut, maka lubang biopori dapat berfungsi sebagai tempat meresapnya air ke dalam tanah. Jadi air yang melimpas kesegala penjuru dapat masuk dan diserap sebanyak-banyaknya oleh lubang biopori yang terdapat disekitar saluran air.

Lubang biopori juga dapat dibuat di sekitar akar-akar pepohonan ataupun di sekitar tanaman-tanaman. Hal itu juga akan menjadikan tanaman disekitarnya tumbuhh subur. Lubang biopori tidak hanya dapat mengurangi banjir yag sering terjadi di kawasan perkotaan, tetapi juga dapat mengurangi sampah organik yag berasal dari ruah tangga, karena lubang biopori dapat menjadi tempat pembuangannya. Tidak hanya itu saja, lubang biopori juga dapat berguna sebagai tempat pembuatan pupuk kompos yang berasal dari kotoran-kotoran organik, jadi pupuk ini nanti dapat dipanen disaat tidak ada hujan atau pada saat musim kemarau. Jika banyak masyarakat luas yang bepikir bahwa lubang resapan biopori ini akan mejadikan kawasan disekitarnya berbahaya atau akan dijadikan tempat tinggal bagi ular ataupun tikus, tidak perlu khawatir karena lubang biopori ini akan selalu tergenang air.

jika banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan lubang biopori di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, maka dapat dimungkingkan tidak akan ada lagi berita tentang banjir yang mengakibatkan kerugian jutaan bahkan milyaran rupiah. Dengan banyaknya lubang biopori ini juga, sampah organik yang berasal dari rumah tangga dapat berkurang secara signifikan, dan sumber daya air yang berada di dalam tanahpun juga tetap dapat seimbang dan terjaga kuantitasnya. Jika musim kemarau panjang datang, tidak ada lagi keluhan akan kekeringan dan kekurangan air, karena perkotaan semakin kaya dengan air tanah, dan dengan banyaknya lubang biopori juga akan membuat terjaganya muka air tanah tetap tinggi dibandingkan dengan muka air laut, hal ini meminimalisir terjadinya penurunan muka tanah atau kasus amblesnya tanah di kawasan perkotaan.

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dengan bekerjasama membuat lubang biopori untuk melestarikan keberadaan air tanah dan menjaga kuantitasnya agar masyarakat tetap dapat memanfaatkannya

0 komentar on "LUBANG BIOPORI SEBAGAI PENGENDALIAN AIR DI PERKOTAAN"

Posting Komentar

Minggu, 09 Oktober 2011

LUBANG BIOPORI SEBAGAI PENGENDALIAN AIR DI PERKOTAAN



Hidup di jaman modern dengan segalanya yang serba mudah membuat masyarakat lupa akan pentingnya peran air di dalam kehidupan sehari-hari, bahkan menjadi peran utama dalam keberlanjutan bumi. Di berbagai kota sudah jarang ditemui tempat yang memiliki ruang terbuka hijau guna menyeimbangkan air hujan yang turun di perkotaan. Ruang terbuka hijau sangat penting peranannya jika kebanyakan dari manusia di bumi ini hidup di kawasan perkotaan. Jika memang ruang terbuka hijau sudah sangat bekurang kuantitasnya di perkotaan, bagaimana dengan lubang biopori.

Lubang biopori dapat membantu masyarakat di perkotaan dalam hal menjaga keseimbangan air yang artinya jika terjadi hujan lebat, air dapat meresap kedalam lubang resapan biopori yang telah dibuat, dan jika terjadi musim kemarau serta kekeringan pada kota tersebut, sumur resapan dapat bermanfaat untuk menampung air yang turun pada musim hujan dan dapat digunakan untuk kehidupan masyarakat perkotaan. Sumber daya air yang selama ini hanya dapat dieksploitasi tanpa pelestarian akan menimbulkan kekeringan dan turunnya muka air tanah yang dapat merugikan banyak orang.

Ruang terbuka hijau yang sudah jarang sekali terlihat di kawasan perkotaan memang memaksa seluruh masyarakat turut serta dalam membangun kawasan perkotaan yang aman dan nyaman, tetapi hal itu sangat sulit sekali untuk dikendalikan. Pembangunan yang begitu pesat tanpa memperhatikan kelestarian berbagai macam sektor disekitarnya semakin mempersulit semua masyarakat yang sadar akan lingkungan. Hal itu dapat dijadikan alasan untuk melestarikan perkotaan dengan menjaga keseimbangan air tanah agar tidak berkurang jumlahnya dan jika terlalu banyakpun dapat kita gunakan menjadi sesuatu yang berguna. Caranya yaitu dimulai dari lingkungan pribadi warga masingmasing. Lingkungan perumahan hendaknya tidak dipasang tegel secara keseluruhan ataupun ditutup paving untuk menjaga rumah agar tetap bersih, jika semua lingkungan perumahan diperlakukan seperti itu maka tidak jarang akan sering terjadi banjir di kawasan perumahan tersebut bahkan di kawasan perkotaan akan sering tergenang air.

Lubang biopori dapat membantu kawasan perkotaan dalam mengurangi masalah banjir yang sering terjadi, ataupun dapat membantu menjaga dan menyimpan air yang melimpas pada saat musim hujan tiba. Pembuatan lubang biopori sangatlah mudah, setiap warga yang peduli akan kelestarian lingkungan perkotaan dapat membuat lubang biopori di pekarangan rumah masing-masing. Lubang biopori dapat juga dibuat di sekitar halaman perkantoran, pabrik, dan sekolah. Dibutuhkan kerjasama dalam pembuatan biopori agar pengurangan banjir dapat terjadi secara merata setiap tahunnya.

Pembuatan Lubang Biopori Untuk Menyeimbangkan Air Tanah

Lokasi pembuatan LRB

LRB dapat dibuat di dasar saluran yang semula dibuat untuk membuang air hujan. Di dasar alur yang dibuat sekeliling batang pohon atau batas taman.

Cara pembuatan LRB

Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat. Jarak antar lubang 50 sampai 100 cm. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm di sekeliling mulut lubang. Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang menyusut karena proses pelapukan. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.

Jumlah LRB yang perlu dibuat

Sebagai contoh untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100): 180 = 28 lubang.

Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm kedalaman 100 cm, setiap lubang dapat menampung 7,8 liter sampah organik, berarti tiap lubang dapat diisi sampah organik dapur 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi sampah organik yang dihasilkan selama 56- 84 hari, di mana dalam kurun waktu tersebut lubang perlu diisi kembali. (Sumber: Majalah Air Minum – 01 April 2008, http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/lubang-resapan-biopori/)

Pembuatan lubang biopori dapat dilakukan dimana saja, bahkan dikawasan perumahan yang seluruhnya tertutup oleh semen atau dapat dikatakan kedap air. Dengan adanya kerjasama antarwarga disekitar perumahan ataupun permukiman, seluruh warga dapat berperan secara langsung untuk mengurangi dampak terjadinya banjir dikwasan perumahan masing-masing ataupun banjir dikawasan perkotaan.

Sistem Kerja Dan Manfaat Lubang Resapan Biopori

Setelah melakukan pelubangan pada titik-titik yang dikehendaki guna mengurangi banyaknya lipasan air yang terbuang percuma saat terjadi banjir menggunakan alat pelubang atau pembuat biopori, lubang tersebut dapat dimasukkan sampah organik yang bisa berupa daun atau ranting kering serta sampah rumahtangga. Keberadaan sampah organik ini berfungsi untuk membantu menghidupkan cacing tanah dan rayap yang nantinya akan membuat biopori. Warga tidak perlu khawatir akan sampah organik yag nantinya akan meluap jika banir datang dan masuk ke dalam lubang biopori dikarenakan air yang telah masuk ke dalam lubang biopori tersebut akan diserap sebanyak-banyaknya oleh tanah dan tidak akan menimbulkan luapan dan yang nantinya juga akan membantu mengurangi banjir di daerah perkotaan.

Pada kawasan yang kedap air seperti perumahan yang 100 persen muka tanahnya telah ditutup oleh paving ataupun semen tidak perlu khawatir, karena bor biopori dapat digunakan dimana saja. Jika di perumahan yang kondisinya seperti ini selain lubang biopori diterapkan di dalam halaman rumah masing-masing warga, hal tercepat untuk mengurangi banjir dikarenakan tidak adanya tempat penampungan atau tempat meresapnya air yang melimpas di kawasan perumahan ini dapat diterapkan lubang biopori di sekitar saluran air yang ada di perumahan tersebut. jika terjadi banjir di kawasan perumahan tersebut, maka lubang biopori dapat berfungsi sebagai tempat meresapnya air ke dalam tanah. Jadi air yang melimpas kesegala penjuru dapat masuk dan diserap sebanyak-banyaknya oleh lubang biopori yang terdapat disekitar saluran air.

Lubang biopori juga dapat dibuat di sekitar akar-akar pepohonan ataupun di sekitar tanaman-tanaman. Hal itu juga akan menjadikan tanaman disekitarnya tumbuhh subur. Lubang biopori tidak hanya dapat mengurangi banjir yag sering terjadi di kawasan perkotaan, tetapi juga dapat mengurangi sampah organik yag berasal dari ruah tangga, karena lubang biopori dapat menjadi tempat pembuangannya. Tidak hanya itu saja, lubang biopori juga dapat berguna sebagai tempat pembuatan pupuk kompos yang berasal dari kotoran-kotoran organik, jadi pupuk ini nanti dapat dipanen disaat tidak ada hujan atau pada saat musim kemarau. Jika banyak masyarakat luas yang bepikir bahwa lubang resapan biopori ini akan mejadikan kawasan disekitarnya berbahaya atau akan dijadikan tempat tinggal bagi ular ataupun tikus, tidak perlu khawatir karena lubang biopori ini akan selalu tergenang air.

jika banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan lubang biopori di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, maka dapat dimungkingkan tidak akan ada lagi berita tentang banjir yang mengakibatkan kerugian jutaan bahkan milyaran rupiah. Dengan banyaknya lubang biopori ini juga, sampah organik yang berasal dari rumah tangga dapat berkurang secara signifikan, dan sumber daya air yang berada di dalam tanahpun juga tetap dapat seimbang dan terjaga kuantitasnya. Jika musim kemarau panjang datang, tidak ada lagi keluhan akan kekeringan dan kekurangan air, karena perkotaan semakin kaya dengan air tanah, dan dengan banyaknya lubang biopori juga akan membuat terjaganya muka air tanah tetap tinggi dibandingkan dengan muka air laut, hal ini meminimalisir terjadinya penurunan muka tanah atau kasus amblesnya tanah di kawasan perkotaan.

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dengan bekerjasama membuat lubang biopori untuk melestarikan keberadaan air tanah dan menjaga kuantitasnya agar masyarakat tetap dapat memanfaatkannya

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Amazing World Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting