sedikitnya ada tiga persoalan kota yang sangat penting untuk diperhatikan dalam membangun kota hemat energi yakni
- perencanaan sistem transportasi dan manajemen lalu lintas (transport planning and traffic management),
- perencanaan dan perancangan tata ruang kota dan tata guna lahan (urban spaces and land-use planning and design), dan
- ketiga perencanaan dan perancangan tata lingkungan dan tata bangunan (lanscape and building planning and design).
Dalam upaya membangun kota hemat energi, dapat dimulai dengan membangun dan menyediakan sarana dan prasarana transportasi publik/masal yang efisien dan representatif
Tak ayal lagi, konsumsi energi terbesar bagi kota-kota adalah dari sektor transportasi ini. Inilah sektor yang paling vital yang menandai denyut kehidupan sebuah kota. Sebuah kota bisa dianggap mati jika di dalamnya tidak ada dinamika pergerakan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Makin besar skala sebuah kota, dapat dipastikan makin banyak pula jumlah orang yang bergerak di dalam kota setiap waktunya.
Oleh karenanya perencanaan dan pengelolaan sistem transportasi publik/masal yang baik, efisien dan representatif serta pengaturan/manajemen yang tepat akan menjadi faktor kunci bagi penghematan energi di kota.
Penyebab utama tidak hematnya sektor transportasi di berbagai kota di dunia hampir selalu dipastikan karena banyaknya kendaraan pribadi yang memenuhi jalan-jalan di kota. Dengan penentuan sistem dan penyediaan sarana transportasi masal dan efisien, diharapkan banyaknya pengguna mobil pribadi akan berkurang dan beralih kepada transportasi masal ini. Syaratnya, transportasi masal haruslah representatif, efisien, aman, dan nyaman.
Karena sifatnya masal dan efisien, harga semestinya juga bisa murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat sehingga juga dapat menekan anggaran transportasi bagi masyarakat luas. Selain itu peraturan daerah/kota bisa dibuat sedemikian hingga menggunakan transportasi masal menjadi lebih hemat dibanding dengan memakai kendaraan pribadi, sehingga ini semakin mendorong sebagian besar masyarakat beralih ke transportasi masal ini.
Melalui sistem transportasi publik/masal yang efisienlah sebuah kota (bahkan negara) bisa sangat menghemat energi, karena pergerakan penduduk dapat diangkut dalam jumlah yang besar pada waktu yang sama.
Menengok kota-kota besar di negara maju seperti Jepang, andalan utama transportasi masalnya adalah kereta listrik (densha) atau kereta listrik bawah tanah/subway, (cikatetsu) yang bisa mengangkut ribuan orang pada waktu bersamaan ketika jam sibuk. Selain praktis, aman dan nyaman, harga pun sangat terjangkau bagi masyarakat luas untuk ukuran masyarakat di Jepang, juga ketepatan waktunya dapat dijamin dalam hitungan menit.
transportasi yang efisien untuk diterapkan di daerah perkotaan dan dapat membantu untuk mengurangi kepadatan ditempat pergerakan masyarakat yaitu masih dimiliki oleh transportasi kereta listrik bawah tanah dan juga busway, kereta bawah tanah dapat digunakan untuk meminimalisir kondisi jalan yang sudah tidak memungkinkan lagi yaitu dengan sering terjadinya kemacetan.
kereta listrik bawah tanah sangat membantu pemerintah jepang dalam mengatasi pergerakan masyarakat yang begitu besar untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing, karena itu penggunaan kereta listrik bawah tanah sangat efisien pemakaiannya dan juga dapat mengurangi kemacetan di jalanan yang paling banyak diakibatkan oleh kendaraan pribadi. Dengan adanya transportasi massal berupa kereta listrik bawah tanah masyarakat lebih senang memilih transportasi tersebut karena tepat waktu dan efisien jika ingin bepergian ke manapun, kondisinya pun nyaman dan aman dikarenakan perhatian pemerintah dan masyarakat untuk tidak merusak dan ikut merawat transportasi tersebut.
selain kereta listrik bawah tanah, dapat juga digunakan busway untuk mengurangi kepadatan penggunaan kendaraan pribadi, seperti halnya salah satu contoh terbaik penggunaan transportasi masal bus ini bisa dilihat di Kota Curitiba, Brasil. Kota yang luas areanya 432 km2 dan jumlah penduduk 1,6 juta jiwa ini mengoperasikan 5 tipe angkutan bus dengan daya angkut hingga 270 penumpang. Satu di antaranya yang terkenal adalah tipe busway seperti yang dipraktekkan di Jakarta tersebut. Sebanyak 1100 bus membuat 12.500 total perjalanan sehari dapat mengangkut sebanyak 1,3 juta penumpang perharinya. Ini telah berhasil mengurangi ketergantungan warga kota pada mobil pribadi, dan meningkatkan penumpang hingga 50 kali lipat dibanding 20 tahun sebelumnya. Penduduk pun hanya mengeluarkan 10% dari pendapatan tahunan mereka untuk belanja transportasi (bandingkan dengan di Jakarta, yang sebelumnya 15%, kini diperkirakan mencapai 20% pasca kenaikan BBM per 1 oktober 2005 yang lalu).
Lebih dari itu, kota Curitiba juga mampu menurunkan konsumsi BBM perkapita penduduk rata-rata hingga 30% lebih rendah dibandingkan dengan 8 kota lainnya di Brasil. Tak heran jika ia disebut-sebut juga sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi terendah di dunia.
menulis dan memperbarui kembali pada 16 Juli 2011 dari artikel Bambang Setia Budi (Peneliti ISTECS, Staf Departemen Arsitektur ITB dan kandidat doktor di Toyohashi University of Technology, Jepang) dengan sumber: Berita Iptek Online - ditulis pada 10 Oktober 2005. aktiviantia poshi negasari
0 komentar on "Transportasi Massal Perkotaan"
Posting Komentar